Rabu, 10 Juni 2009

Peran Apa yang Dibutuhkan dalam Industri Media dan Bisnis Periklanan?

Peran Apa yang Dibutuhkan dalam Industri Media dan Bisnis Periklanan?

1. Kemampuan menyusun Pesan Komunikasi Pemasaran
Yaitu kemampuan kita dalam menyusun pesan yang menarik dan mendorong khalayak untuk mengkonsumsi produk yang diiklankan.

2. Menentukan bagaimana Pesan Komunikasi Pemasaran (Iklan) tersebut disampaikan, yaitu kemampuan untuk menentukan bagaimana pesan tersebut dapat ditampilkan secara kreatif, dan melalui media yang tepat, hingga mencapai sasaran yang dituju.

Untuk memenuhi kesemuanya itu, diperlukan :

1. Kreatifitas
Mengapa dituntut kreatif ?, karena :
a. Iklan harus bisa memperpanjang suara strategi pemasaran ; cocok dengan elemen lain dari strategi pemasaran yang diarahkan dengan baik dan terintegrasi.
b. Iklan harus menyertakan sudut pandang konsumen : harus dinyatakan dengan cara yang berhubungan dengan kebutuhan, keinginan, dan apa yang dinilai oleh konsumen.
c. Iklan harus persuasif ; biasanya terjadi ketika produk yang diiklankan dapat memberikan keuntungan tambahan bagi konsumen.
d. Iklan harus unik untuk menerobos kerumunan iklan ; para pengiklan secara kontinyu berkompetisi dengan para pesaingnya dalam menarik perhatian konsumen. Ini bukan tugas yang mudah karena sudah terlalu banyak iklan di berbagai media serta sumber informasi lainnya yang tersedia setiap hari ke hadapan konsumen.
e. Iklan tidak menjanjikan lebih dari apa yang bisa diberikan ; menerangkan apa adanya, baik dalam pengertian etika serta dalam pengertian bisnis, karena para konsumen belajar dengan cepat ketika mereka tertipu dan akan membenci si pengiklan.
f. Iklan mencegah ide kreatif yang berlebihan ; tujuan iklan adalah mempersuasi dan mempengaruhi, bukan membagus-baguskan yang bagus, atau melucu-lucukan yang lucu. Penggunaan humor yang tidak efektif mengakibatkan orang hanya ingat humornya saja, tetapi melupakan pesan dari iklan.
(Terence A. Shimp, 2003)

2. Pemahaman yang mendalam tentang kepentingan klien dan kebutuhan konsumen.
Klien (produsen) sebagai pemilik merek yang diiklankan memiliki kepentingan bisnis dan ekonomi. Konsumen memiliki kebutuhan, keinginan, dan kebiasaan yang unik, dan media massa memiliki berbagai karakteristik masing-masing.

Menurut Pujiyanto (2003), perlu dipahami bahwa produsen dalam menampilkan produknya melalui iklan biasanya bermaksud, antara lain untuk :
a. Memperkenalkan identitas produk yang ditampilkan dan menjelaskan perbedaannya dengan produk lain.
b. Mengkomunikasikan konsep produk, yaitu manfaat dan keunggulannya dari segi fungsi, psikologis, atau nilai pasar sasaran.
c. Mengarahkan pemakaian produk, baik yang lama maupun yang baru, kepada pasar sasaran.
d. Memberitahukan tempat penjualan atau pembelian untuk merangsang distribusi yang lebih luas.
e. Meningkatkan penjualan.
f. Membangun citra produk dan menjaga kemampuan posisi produk dalam pandangan pasar sasaran.
g. Menghadapi dan mengatasi masalah saingan antar produk.

Iklan yang disajikan tidak lepas dari penilaian konsumen, karena konsumen memiliki kebutuhan, keinginan, etika, nilai, norma-norma dan kebiasaan yang unik, dengan penjelasan (menurut Pujiyanto, 2003), sebagai berikut :
Penilaian konsumen sangat penting, karena dapat diketahui apakah yang diiklankan sudah diterima atau tertanam di hati konsumen. Bila iklan tidak diterima karena faktor penyimpangan budaya atau faktor lain dapat merugikan perusahaan/produk yang diiklankan. Contoh iklan Sanaflu dengan slogannya “belum tahu dia” berhasil menjadi iklan favorit tahun 1998 karena begitu mudahnya mengingat produk yang diiklankan, sehingga penjualan produk meningkat drastic. Namun sayangnya di wilayah Jawa Tengah produk tersebut kurang diminati, karena dianggap iklannya meremehkan budaya Jawa.

Konsumen selalu ingat akan produk yang diiklankan berkali-kali. Seringnya muncul iklan yang menawarkan produk yang tidak menyesatkan, maka informasinya akan diterima konsumen dan akhirnya membeli produk yang ditawarkan.

Konsumen akan memiliki rasa percaya dan memberikan predikat baik terhadap produk yang kualitas dan keunggulannya menyamai informasi yang diiklankan. Misalnya produk Sony yang sudah mendapat kepercayaan konsumen, karena merasa puas akan produk yang pernah dibelinya, maka konsumen dengan tanpa sengaja juga ikut mempromosikan produk tersebut kepada orang lain secara word of mouth.

Konsumen dapat memiliki prasangka yang buruk terhadap suatu produk. Untuk meluruskan informasi perlu adanya iklan yang jitu untuk menangkis anggapan tersebut. Misalnya kejadian produk MIWON yang disinyalir mengandung enzim babi hingga produk tersebut dicabut dari peredaran. Waktu itu Mandra selaku bintang iklannya bertindak tegas memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak. Produk tersebut tentunya jatuh di mata konsumen, khususnya masyarakat muslim. Bagaimana agar produk tersebut bisa diterima kembali oleh konsumen ?. Disinilah letak peran iklan sebagai mediator, sehingga muncul iklan versi baru yang dibintangi keluarga muslim yang diperagakan oleh Dedy Mizwar, yang menawarkan bahwa produk tersebut halal dan tidak mengandung enzim babi.

Agar konsumen tidak salah persepsi terhadap produk yang diiklankan, maka perlu dilakukan iklan yang medidik konsumen, dengan menginformasikan secara rinci, baik tahapan/aturan pemakaian, manfaat/kegunaan, maupun efek sampingannya. Misalnya iklan obat-obatan, disamping menjelaskan hal-hal tersebut di atas juga harus diinformasikan tentang kandungan isi/komposisinya, agar obat untuk orang dewasa tidak diminum oleh anak-anak, karena obat tersebut dapat mengakibatkan kejang-kejang bagi anak-anak.

Efektifnya iklan di benak konsumen dapat juga disebabkan oleh tepatnya waktu pengiklanan.
Sebagai contoh produk Pepsodent yang memberikan penerangan bagaimana merawat gigi dengan baik dan benar kepada anak-anak sekolah anggota Pramuka Gugus Depan di Magelang dan di Sekolah Dasar Negeri Tambak Wedi Surabaya tanggal 5 September 2002. Penyampaian pesan tersebut dinilai sangat berhasil dan mendapat tanggapan positif di masyarakat, sekaligus menanamkan kepercayaan produk pada diri pemakainya.

(Artikel Ilmiah dipublikasikan pada Majalah Competitive, Bandung, Vol. 4 No. 2 Desember 2008, hal. 72-87).

Kanaidi, SE., M.Si (Penulis, Peneliti, Pelaku Bisnis, Trainer dan Dosen Manajemen Periklanan)
e-mail : kana_ati@yahoo.com atau kanaidi@poltekpos.ac.id